Semua Kategori
Berita

Berita

Halaman Utama >  Berita

Inovasi Kemasan Hijau: Solusi Berkelanjutan untuk Masa Depan yang Lebih Hijau

Dec.26.2023

Seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terkait emisi karbon dan konservasi lingkungan, dunia bahan kemasan sedang mengalami pergeseran transformasional menuju keberlanjutan. Setiap kali sebuah paket dibuka, lapisan demi lapisan bahan kemasan dilepas sebelum mendapatkan isi yang dimaksud. Diperkirakan bahwa satu paket saja dapat mencakup hingga tujuh jenis bahan kemasan yang berbeda, termasuk pita, kotak karton, pengisi plastik busa, dan bubble wrap, semuanya bertujuan untuk melindungi barang selama pengiriman. Namun, bahan kemasan ini menimbulkan kerusakan lingkungan yang signifikan bahkan sebelum produk mencapai tangan konsumen, dan seringkali bahan kemasan berlebih ini akhirnya dibuang.

Menurut laporan bersama oleh World Economic Forum dan Ellen MacArthur Foundation, bahan kemasan mencakup hampir sepertiga dari seluruh produksi plastik, dengan hanya 14% yang berhasil didaur ulang secara efektif. Dengan meningkatnya e-commerce, masalah limbah plastik ini semakin memburuk, karena penjualan e-commerce global meningkat pada tingkat rata-rata tahunan 20%. Pada tahun 2017, penjualan e-commerce ritel global mencapai $2,29 triliun.

Apa itu Kemasan Ramah Lingkungan?

Kemasan ramah lingkungan, juga dikenal sebagai kemasan berkelanjutan atau kemasan ekologi, merujuk pada metode kemasan yang memiliki dampak lingkungan minimal. Dampak rendah ini dicapai melalui strategi seperti pengurangan limbah kemasan, penggunaan material daur ulang atau biodegradable, serta pemanfaatan sumber energi terbarukan dalam proses produksi.

Mengapa Kemasan Berkelanjutan Penting bagi Bisnis

Ada dua alasan utama mengapa kemasan berkelanjutan sangat penting bagi perusahaan. Pertama, seiring keberlanjutan menjadi fokus utama kekhawatiran konsumen, menerapkan kemasan hijau sangat penting untuk meningkatkan citra merek dan memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Kedua, dampak lingkungan dari metode kemasan tradisional telah berkembang menjadi masalah global.

Bagaimana Kemasan Produk Mempengaruhi Bisnis Anda

Preferensi konsumen terhadap kemasan hijau sedang meningkat. Sejak tahun 2020, sebuah studi oleh Trivium Packaging menunjukkan bahwa 74% responden di Amerika Serikat, Eropa, dan Amerika Selatan bersedia membayar lebih untuk kemasan ramah lingkungan. Sejak saat itu, tren ini hanya semakin kuat.

Penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara kemasan hijau dan citra merek, dengan banyak organisasi advokasi konsumen mendukung perusahaan yang menerapkan praktik kemasan berkelanjutan. Data terbaru menunjukkan bahwa 44% konsumen cenderung memilih merek yang secara eksplisit berkomitmen pada perkembangan berkelanjutan.

Sebagai akibatnya, semakin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya menarik pelanggan, memupuk loyalitas, dan memastikan retensi jangka panjang. Dalam lanskap komersial yang sangat kompetitif, menerapkan praktik berkelanjutan menjadi lebih penting bagi bisnis Anda daripada sebelumnya.

Dampak Lingkungan dari Kemasan

Kemasan berlebih, di mana produk dilapisi dalam kotak besar yang penuh dengan pengisi, merupakan sumber umum limbah dan ketidakefisienan. Selain itu, terlepas dari kesesuaian ukuran kemasan, paket konvensional sering kali terdiri dari berbagai jenis material, banyak di antaranya berbasis plastik. Faktanya, Program Lingkungan PBB menyatakan bahwa sekitar 36% plastik digunakan untuk kemasan, menjadikannya salah satu kontributor terbesar limbah plastik sekali pakai secara global.

Produksi plastik termasuk di antara proses manufaktur yang paling banyak mengonsumsi energi di seluruh dunia. Akibatnya, kemasan tradisional memperparah krisis iklim jauh sebelum paket mencapai tangan konsumen.

Selain itu, kemasan semacam itu sering kali berakhir di tempat pembuangan sampah atau menjadi limbah liar. Plastik bisa memerlukan hingga 1.000 tahun untuk terurai, selama waktu tersebut mereka menumpuk di lingkungan, mencemari tanah, mengontaminasi air tanah, membunuh kehidupan laut, dan bahkan masuk ke dalam tubuh manusia, dengan potensi risiko kesehatan yang serius.

Dampak Limbah Plastik terhadap Lingkungan

Semua limbah ini berasal dari struktur ekonomi linear saat ini: kita mengekstraksi bahan dari Bumi, membuat produk darinya, dan akhirnya membuangnya sebagai limbah. Ellen MacArthur Foundation menganjurkan transisi dari ekonomi linear ini menuju ekonomi sirkular, di mana penghasilan limbah dihentikan.

Perekonomian lingkaran didasarkan pada tiga prinsip: menghilangkan limbah dan polusi, mempertahankan nilai maksimal produk dan bahan melalui penggunaan kembali, serta memulihkan sumber daya alam. Model ini mendorong penggunaan energi terbarukan dan bahan, serta bertujuan untuk memisahkan aktivitas ekonomi dari konsumsi sumber daya terbatas, menciptakan sistem yang lebih tangguh yang menguntungkan baik bisnis maupun lingkungan.

**Solusi Kemasan Berkelanjutan**

- **Pengisi Kemasan Biodegradabel**: Ini berfungsi sebagai alternatif berkelanjutan untuk busa polistiren diekspansi (EPS), yang sekarang dilarang di banyak negara karena dampak lingkungannya. Meskipun EPS memberikan perlindungan efektif dan membantu mencegah pergerakan produk selama pengiriman, ia tidak dapat terurai secara biologis atau didaur ulang secara ekonomis dan sering kali ditemukan mencemari sungai dan lautan. Pengisi udara biodegradabel yang terbuat dari bahan alami menawarkan sifat perlindungan yang sama dengan EPS tetapi lebih ramah lingkungan dan hemat biaya.

- **Kemasan Busa Bergelombang**: Bahan kemasan tradisional yang sangat disukai, kemasan busa membantu melindungi barang rapuh selama pengiriman. Namun, sebagai produk berbasis plastik, ia jauh dari menjadi kemasan ramah lingkungan. Alternatif yang berkelanjutan adalah kemasan yang terbuat dari karton bergelombang daur ulang dan remanufaktur. Bahan ini mendaur ulang limbah karton pasca-konsumsi sebagai bantalan dan, dengan membuat lubang kecil untuk menghasilkan efek akordeon, meniru sifat pelindung kemasan busa.

- **Kemasan Pati Jagung**: Pati jagung adalah bahan organik yang berasal dari jagung atau tanaman biji-bijian lainnya. Memiliki sifat yang mirip dengan plastik, sehingga berfungsi sebagai alternatif plastik yang lebih efektif dan berkelanjutan, digunakan dalam berbagai bentuk seperti botol dan kemasan film longgar. Namun, karena pati jagung bersaing langsung dengan pasokan makanan manusia dan hewan, penggunaannya dapat menyebabkan kenaikan harga jagung. Oleh karena itu, meskipun performanya sangat baik sebagai bahan kemasan, Anda mungkin tetap ingin menjelajahi jenis alternatif plastik lainnya.

- **Plastik Biodegradable dan Daur Ulang**: Jika produk Anda memerlukan kemasan plastik, memilih opsi yang 100% daur ulang atau biodegradable adalah langkah yang disarankan—meskipun plastik hanya bisa didaur ulang sejumlah kali terbatas sebelum akhirnya berakhir di tempat pembuangan sampah. Alternatif yang lebih ramah lingkungan adalah menggunakan material plastik biodegradable yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme hidup.

Meskipun beberapa bioplastik mungkin bersaing dengan pasokan makanan manusia, seperti yang dibuat dari pati jagung, tebu, dan gandum, ada juga poliester mikroba atau polihidroksialcanoat (PHA). PHA adalah poliester yang disintesis dan disimpan oleh berbagai mikroorganisme. Kekurangan utamanya terletak pada biaya karbon tambahan yang dikeluarkan akibat metabolisme mikroba untuk menghasilkan poliester biodegradable ini—meskipun minyak goreng limbah dan lemak hewan dianggap sebagai alternatif yang menjanjikan, hemat biaya, dan berkelanjutan. Perusahaan yang telah mengintegrasikan plastik PHA ke dalam rantai pasokan mereka meliputi Nestlé, PepsiCo, dan Bacardi.

**Inovasi dalam Kemasan Berkelanjutan**

Meskipun kemasan ramah lingkungan sendiri merupakan tren global, solusi kemasan berkelanjutan yang disebutkan sebelumnya hanya mencakup sebagian kecil dari banyak pilihan yang tersedia. Berikut adalah tiga teknologi kemasan tambahan yang dapat muncul sebagai inovasi utama di masa depan:

- **Kemasan Jamur**: Kemasan jamur memang menggunakan jamur sebagai bahan baku. Proses ini menggabungkan limbah pertanian yang telah dibersihkan dengan akar jamur. Bahan baku tersebut dibentuk menjadi bentuk yang diinginkan, dikeringkan, dan digunakan sebagai bahan kemasan. Dengan menggunakan limbah pertanian yang tidak layak konsumsi, kemasan jamur menghindari masalah etika yang mungkin muncul dengan kemasan pati jagung dan secara alami terurai dalam waktu yang sangat singkat. Namun, meskipun merupakan pilihan kemasan yang berkelanjutan, saat ini kemasan ini terutama cocok untuk barang-barang kecil.

- **Kemasan Rumput Laut**: Kemasan rumput laut adalah solusi kemasan berkelanjutan yang terbuat dari agar, zat gelatinous yang ditemukan dalam banyak jenis rumput laut dan alga. Dengan mengekstrak dan menguapkan agar, material yang sesuai untuk tujuan kemasan dapat diproduksi. Kemasan ini memanfaatkan sumber daya berkelanjutan yang melimpah dan siap

menjadi salah satu tren baru dalam kemasan hijau.

- **Film Edible**: Film edibel merupakan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk kemasan, terutama cocok untuk kemasan makanan, dengan pasar global diproyeksikan mencapai $4,2 miliar pada tahun 2028. Kemasan ini memiliki potensi untuk mengurangi limbah makanan dan kemasan sambil mengurangi penetrasi bahan kimia plastik. Berbagai macam bahan alami dapat digunakan untuk membuat kemasan edibel, tetapi chitosan menonjol sebagai salah satu bahan paling efektif dan banyak digunakan, yang berasal dari cangkang krustasea. Sebagai salah satu biopolimer yang kaya, chitosan membuat kemasan edibel menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan plastik.

**Solusi Kemasan Ramah Lingkungan**

1. Gunakan bahan kemasan berkelanjutan yang dapat digunakan kembali.

2. Gunakan kemasan yang biodegradable dan bisa dikompos.

3. Kurangi ukuran kemasan.

4. Optimalisasi kemasan produk untuk transportasi yang efisien.

5. Izinkan pelanggan untuk mengembalikan dan mengulanggunakan wadah produk kosong.

6. Pengiriman massal barang-barang.

Mobile_Header_991x558_1

v2-e111a196238448449fe5a3afc25077ce_1440w

444